WILAYAH TANGERANG memiliki luas 129.468 hektar, terdiri atas wilayah kota 18.378 hektar dan kabupaten 111.090 hektar. Sebelumnya dikenal sebagai kawasan industri, Tangerang kini berkembang sebagai tempat hunian mandiri.
Dua kota mandiri yang berperan besar memberi citra baik bagi perkembangan Tangerang adalah Lippo Karawaci dan Bumi Serpong Damai (BSD). Perkembangan kedua kota mandiri ini nyaris tak tertandingi oleh kota mandiri yang dibentuk di wilayah lainnya seperti Bekasi, Bogor, dan Depok.
Munculnya pengembang perumahan di Tangerang dimulai sekitar tahun 1984. Mereka merambah ke kawasan Ciledug, Ciputat, Serpong, dan Pamulang. Dari jumlah pengembang yang bisa dihitung dengan jari, lima tahun kemudian menjadi 150 pengembang.
Penduduk Kota Tangerang pun berkembang pesat seiring dengan munculnya perumahan tersebut. Jumlah penduduk Tangerang yang mencapai 1,8 juta wilayah kota dan 3,4 juta di kabupaten memang masih di bawah Jakarta, namun kepadatannya di beberapa wilayah sudah menyamai Ibu Kota.
Catatan terakhir di bagian izin pengembangan lokasi hunian Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RUTR-W) Kota dan Kabupaten Tangerang akhir tahun 2006, terdapat 550 pengembang. Mereka terdiri dari pengembang kecil, menengah, hingga besar.
Secara umum kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Kota maupun Kabupaten Tangerang adalah dengan memperhitungkan kombinasi antara tempat hunian, bisnis, dan industri. Jumlah kecamatan di Tangerang yang mencapai 49 (kota dan kabupaten) itu, masing-masing wilayahnya terus dikembangkan sesuai dengan rancangan tata ruang yang sudah direncanakan mulai tahun 2005 – 2010.
Perkembangan perumahan paling pesat beberapa tahun terakhir adalah kawasan Tangerang selatan. Kawasan yang terdiri dari Kecamatan Ciputat, Pamulang, Serpong, Pondokaren, Cisauk, Pagedangan, Legok, dan Curug. Total lahan yang terpakai di kawasan ini adalah 15 persen dari total wilayah Kabupaten Tangerang.
Sedang perumahan di wilayah Tangerang barat seperti Kecamatan Cisoka, Balaraja, Jayanti, Tigaraksa, Bitung, dan Cikupa lebih lambat berkembang. Di kawasan ini hanya sekitar 12 persen yang diperuntukkan bagi wilayah perumahan.
Kondisi perkembangan perumahan paling lambat adalah di kawasan Tangerang utara yang meliputi Kecamatan Teluknaga, Sepatan, Mauk, Kronjo, dan Kosambi.
Di wilayah Tangerang barat dan utara, kawasan perumahan harus berbagi lahan dengan kawasan industri dan pergudangan. Namun saat kawasan industri berkembang pesat, kebutuhan akan rumah tinggal pun mengikutinya.
****
Menurut Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Tangerang, Saeful Rohman, perkembangan perumahan di kota itu masih akan terus berkembang di seluruh kecamatan yang ada. Terutama yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Tangerang seperti Jatiuwung, Benda, dan Karawaci.
Sampai Tahun 2006, terdapat 125 pengembang yang telah melakukan pembangunan perumahan yang tersebar di 13 kecamatan Kota Tangerang. Adapun lahan peruntukan bagi pengembangan perumahan baru masih tersedia cukup luas di seluruh wilayah ini.
Apalagi ada rencana Pemerintah Kota Tangerang akan mencabut izin-izin lokasi yang telanjur dipegang pengembang, tetapi tak dikembangkan karena terimbas krisis ekonomi. Terobosan ini diharapkan bisa memaksimalkan ketersediaan lahan untuk permukiman yang jumlahnya kian tahun kian berkurang.
Hanya saja, seiring dengan perkembangan jumlah penduduk, Pemkot Tangerang juga tengah mengupayakan mengembangkan permukiman yang bersifat vertikal atau rumah susun. Jenis hunian yang satu ini diprioritaskan untuk menunjang kawasan industri sesusai dengan program tahun 2005 – 2009. Ada lima lokasi untuk pembangunan rusun, yakni di Kelurahan Jatake, Neglasari, Porisplawad, Pabuarantumpeng dan Kelurahan Periukjaya.
Saat ini ada tiga rumah susun untuk pekerja industri yaitu Rusun Alam Jaya terdiri dari dua blok dengan 96 kamar, Rusun Manis Jaya (dua blok dengan 128 kamar) dan Rusun Perumnas (192 kamar). “Pokoknya Kota Tangerang akan terus berkembang untuk semua lapisan masyarakat,” kata Saeful Rohman. (cel)
PERUNTUKAN DI KOTA TANGERANG
|
1. Permukiman
|
:
|
5.988,2 hektar
|
2. Industri
|
:
|
1.367,1 hektar
|
3. Perdagangan dan Jasa
|
:
|
608,1 hektar
|
4. Pertanian
|
:
|
4.467,8 hektar
|
5. Lain-lain
|
:
|
819,4 hektar
|
6. Belum terpakai
|
:
|
2.66,4 hektar
|
7. Bandara Soekarno – Hatta
|
:
|
1.816,0 hektar
|
TIGA PUSAT PERTUMBUHAN KABUPATEN TANGERANG
|
*
|
Pusat Pertumbuhan Serpong
|
:
|
meliputi enam kecamatan, yaitu Serpong, Ciputat, Pondok Aren, Legok dan Curug yang menjadi pusat pertumbuhan pemukiman.
|
*
|
Pusat Pertumbuhan Balaraja dan Tigaraksa
|
:
|
Berupa kawasan industri, pemukiman dan pusat pemerintahan. Meliputi delapan kecamatan, yaitu Balaraja, Rajeg, Pasar Kemis, Tigaraksa, Kresek, Cisaka, Cikupa, Kronjo, Jayanti, Jambe dan Panongan.
|
*
|
Pusat Pertumbuhan Teluknaga
|
:
|
Meliputi lima kecamatan, yaitu Teluknaga, Kosambi, Sepatan, Mauk, Pakuhaji, Kemeri dan Sukadiri. Diarahkan untuk pengembangan sektor pariwisata bahari dan alam, industri maritim, pelabuhan laut, perikanan dan pertambakan.
|
|